Alimah

Setelah Bekasi, Semarang dan Surabaya, Instruktur PAP BP3TKI Mataram Mulai Terapkan Modul Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Kalangan PMI

Cover Image for Setelah Bekasi, Semarang dan Surabaya, Instruktur PAP BP3TKI Mataram Mulai Terapkan Modul Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Kalangan PMI

Instruktur pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram mulai menerapkan modul pencegahan ekstremisme kekerasan di kalangan pekerja migran Indonesia (PMI). Penerapan pencegahan ekstremisme kekerasan kepada calon PMI ini diterapkan melalui modul “Islam Ramah dan Rahmah” dan “Penguatan Mental dan Kepribadian”, pada Selasa-Rabu (10-11/12/2019).

Praktik penyampaian materi untuk pencegahan ekstremisme kekerasan di kalangan PMI kepada calon PMI di Mataram berlangsung selama satu hari dalam satu kelas PAP. Penyampaian dilakukan oleh instruktur yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan khusus instruktur di Surabaya. Meskipun hanya ada dua instruktur yang melakukan praktik di kelas PAP, namun di hari sebelumnya sudah ada 25 instruktur PAP yang sudah mendapatkan pembekalan. Sementara di kelas PAP BP3TKI Mataram hanya diikuti oleh calon PMI laki-laki, dengan jumlah sekitar 35 peserta.

Para instruktur juga terlibat di kelas PAP serta turut memberikan masukan dan saran dalam sesi evaluasi. Praktik penyampaian di kelas PAP merupakan bagian dari rangkaian program telah pencegahan ekstremisme kekerasan di kalangan PMI. Program tersebut diinisiasi oleh Institute for Education Development, Social Religious, and Cultural Studies (Infest) Yogyakarta sejak tahun 2018.

Salah satu strategi yang dilakukan Infest adalah menyediakan produk pengetahuan seperti “Modul Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Kalangan PMI dan Penguatan Mental dan Kepribadian” bekerjasama dengan BNP2TKI, BNPT, dan beberapa organisasi masyarakat sipil dalam proses perumusannya.

Saat ini modul pencegahan ekstremisme kekerasan di kalangan PMI telah diujicobakan kepada instruktur PAP sejak Januari 2019. Sosialisasi modul di antaranya dilakukan di beberapa BP3TKI seperti di Bekasi, Jakarta, Bandung, Serang, Semarang, Surabaya, Medan, dan Palembang. Modul juga sudah mulai diuji coba oleh instruktur kepada calon PMI pada proses OPP di Bekasi, Semarang, dan Semarang.

Pengembangan strategi pembelajaran

Suasana ruang PAP BP3TKI Mataram, peserta semuanya adalah laki-laki

Meskipun dalam modul pencegahan ekstremisme kekerasan di kalangan pekerja migran telah menawarkan pendekatan khusus dalam penerapannya, namun modul tersebut memberikan keleluasaan untuk dikembangkan dalam praktik pembelajarannya. Hal ini juga yang membedakan praktik di setiap instruktur di daerah cukup beragam. Bukan hanya secara bahasa, namun juga konteks sosial di masing-masing daerah.

Menurut Sasmita Fharausi, perwakilan dari BNP2TKI, inovasi pengembangan pendekatan yang dilakukan instruktur sangatlah penting. Meskipun dalam pelaksanaannya masih membutuhkan waktu beberapa bulan sampai isntruktur menemukan model yang tepat.

Masukan lain juga terkait pentingnya Tuan Guru sebagai salah satu tokoh panutan di Kepulauan Lombok sangat penting dlibatkan.


Artikel Terkait