Sofwan Hadi

Kolaborasi dan Koordinasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Kabupaten Ponorogo

Cover Image for Kolaborasi dan Koordinasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Kabupaten Ponorogo

Kolaborasi lintas aktor dalam pemberdayaan pekerja migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Ponorogo menjadi pembelajaran menarik dan perlu terus didorong. Hal tersebut disampaikan Indah Junia Evisusanti, S.Pi, Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Litbang Kabupaten Ponorogo saat melakukan kunjungan di kantor Infest Yogyakarta, Selasa, 2 November 2021. Kunjungan ini juga menjadi bagian kolaborasi dan koordinasi mengenai program pemberdayaan yang sedang dan akan berlangsung di Kabupaten Ponorogo.

Indah mengapresiasi program pemberdayaan PMI oleh Yayasan Infest Yogyakarta di Kabupaten Ponorogo. Ia juga berharap, kerja-kerja pemberdayaan PMI, purna PMI, dan keluarganya di Kabupaten Ponorogo bisa menjadi percontohan dan bisa menularkan semangat ke desa-desa di sekitarnya.

“Isu mengenai pemberdayaan pekerja migran juga sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Daerah Kabupaten Ponorogo,” terang Indah.

Muhammad Irsyadul Ibad, Direktur Eksekutif Infest Yogyakarta berterima kasih atas dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo. Program Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dari Hulu di Kabupaten Ponorogo sudah empat tahun berjalan. Sejak 2018-2020, sudah terbentuk Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di tiga desa di Kabupaten Ponorogo. Pada fase pertama tersebut, ketiga komunitas telah menguatkan kapasitas keorganisasian, perencanaan pembangunan desa, hingga melakukan advokasi di level desa.

“Pemberdayaan pekerja migran ini juga menjadi upaya untuk memutus stigma terhadap pekerja migran. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa pekerja migran juga bisa berkontribusi penting bagi lingkungan sosial sekitarnya,” terang Irsyadul Ibad.

Memasuki fase kedua tahun 2021-2023, Infest Yogyakarta mulai melakukan pendekatan pemberdayaan sosial ekonomi di komunitas ketiga desa. Selain itu, pada fase ini, ada tambahan dua desa baru yang akan berproses seperti tiga desa sebelumnya.

Muhammad Khayat, ICT Specialist Infest Yogyakarta menerangkan bahwa selain isu pekerja migran, Infest juga menaruh perhatian pada isu desa, pengelolaan pengetahuan, keterbukaan informasi, jurnalisme data, serta teknologi informasi dan informasi.


Artikel Terkait