Infest Yogyakarta

Infest Dukung Dijitalisasi Pelayanan dan Dokumentasi Desa

Cover Image for <!--:in-->Infest Dukung Dijitalisasi Pelayanan dan Dokumentasi Desa<!--:-->

Karangnangka — Desa Karang, Kecamatan Kedung Banteng, Banyumas menjadi salah satu desa yang telah mempergunakan sistem Mitra Desa 1.0 untuk tata kelola pemerintahan desa.  Sistem ini dikembangkan oleh Infest Yogyakarta. Gerakan Desa Membangun (GDM) selaku wadah gerakan kolaboratif pemberdayaan desa akan turut mempergunakan aplikasi ini. Mitra Desa berfungsi sebagai sistem yang memuat dan mempermudah pengelolaan data kependudukan di wilayah perdesaan. Seperti Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng dan Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, Desa Karangnangka menjadi yang mengujicoba sistem ini.

Mitra Desa 1.0 disusun secara partisipatif dengan melibatkan pihak desa oleh Infest Yogyakarta. Infest melakukan konsultansi dengan pemerintah desa selaku pengguna untuk menemukan formula terbaik aplikasi sesuai dengan kebutuhan pemerintahan desa. Melalui beberapa lokakarya GDM dan satu lokakarya penyusunan alur sistem, Mitra Desa 1.0 akhirnya dapat dipergunakan oleh pihak desa. Sistem yang bersifat berkode sumber terbuka dan bebas (free and Open Source) secara perlahan akan digunakan oleh desa-desa lain.

Menurut Kodirin, salah satu pegiat Desa Membangun sekaligus perangkat Desa Karangnangka, sistem ini adalah salah satu karya GDM yang dipersembahkan untuk mendorong perubahan yang bersumber dari akar rumput. Sistem yang pada versi 1.0 ini akan terfokus pada administrasi kependudukan ini akan terus berkembang sesuai dengan skala prioritas kebutuhan desa.

“sistem ini akan terus berkembang. Jadi desa juga harus menemukan kebutuhannya sendiri,” tegas Kodirin di sela lokakarya pengenalan Mitra 1.0 di Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang Banyumas (19/06/2012).

Mempertegas Kodirin, koordinator GDM Banyumas, Budi Satrio menegaskan bahwa sistem tersebut harus diiringi dengan iktikad perubahan dan kemampuan yang mumpuni dari perangkat desa. Mitra Desa adalah alat yang dapat digunakan untuk kemudahan dengan terlebih dahulu desa perlu mengetahui mengapa mereka membuthkan sistem tersebut.

“Jadi alat ini akan digunakan untuk mendukung kerja desa. Tapi desa harus berproses dulu. Yang penting itu prosesnya, bukan sekedar kepemilikan alat,” tegas Budi.

Mitra 1.0 akan dibagikan secara bergulir setelah peluncuran Mitra 1.0 pada Agustus 2012. Berdasarkan kesepahaman Gerakan Desa Membangun, Mitra 1.0 akan dibagikan kepada desa yang telah memenuhi beberapa standar dan target belajar, yaitu telah mampu mengelola informasi melalui portal desa dan telah menggunakan open source dan piranti lunak legas  100% pada seluruh komputer yang digunakan oleh pihak desa.


Artikel Terkait