Muhammad Khayat

Gerakan Desa Membangun di Kaki Gunung Slamet

Cover Image for Gerakan Desa Membangun di Kaki Gunung Slamet

Suasana Lokakarya Desa Membangun

Suasana Lokakarya Desa Membangun

Enam desa lereng Gunung Slamet ikuti lokakarya Desa Membangun yang diselenggarakan di Aula kantor desa Melung, Kedungbanteng, Banyumas (24-25 Desember 2011). Lokakarya yang diselenggarakan oleh Gedhe Foundation dan Pemerintah Desa(Pemdes) Melung juga melibatkan beberapa lembaga/komunitas diantaranya perangkat desa, organisasi pemuda, tenaga pendidik, Infest, Komunitas Pengembang BlankOn, Blogger Nusantara dan Dewan Kehutanan Nasional (DKN). Beberapa subtema yang diusung adalah Mengenal Desa Sendiri, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer(TIK) untuk Pemberdayaan Desa dan peluncuran Komunitas BlankOn Banyumas. Kelima desa tersebut diantaranya Melung, Kutaliman, Kalikesur, Karang Nangka, Dermaji, dan Windujaya

Kegiatan tersebut memprovokasi para perangkat desa untuk semakin meningkatkan pelayanan, pengembangan potensi desa dan pemanfaatan teknologi informasi berbasis sumber kode terbuka (opensource). “Saya menemukan teman yang sangat membantu untuk kemajuan desa kami, terutama membangun kesadaran perangkat desa tetang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi untuk pendataan penduduk dan publikasi potensi desa” ungkap Budi Satrio (42), kepala desa Melung.

Lokakarya dengan tajuk “Desa Membangun” menjadi virus positif untuk percepatan pengembangan desa. Berbagai aspek pemanfaatan teknologi dikenalkan dengan pemaparan rinci. Direktur Eksekutif Pengembang Sistem Operasi BlankOn, Akhmad Safrudin (25), yang akrab dipanggil Somat, mengungkapkan bahwa dirinya bangga bisa bertemu dengan para perangkat desa yang berpikir terbuka, mau belajar dan terus mengembangkan kapasitas untuk kemajuan desanya. Somat mengenalkan dan memaparkan tentang pemanfaatan Sistem Operasi Legal dan Opensource untuk Pemdes dan Pendidikan kepada peserta.

Yana Noviadi(40) Kepala Desa Mandalamekar, Jatiwaras, Tasikmalaya juga hadir memberikan testimoni dan pengalamannya tentang penerapan dan pemanfaatan TIK untuk Pemdes. “Mandalamekar sudah 3 bulan menerapkan TIK, sistem operasinya BlankOn, dilengkapi Sistem Informasi Desa (SID) untuk pendataan penduduk, tata layanan desa, pemetaaan sumberdaya desa”, papar Yana. Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama memanfaatkan TIK untuk kegiatan pendataan desa. “Mari kita bareng-bareng pakai BlankOn Linux buatan anak bangsa, dengan SID kita himpun data secara bottom-up, kita harus bersama-sama melakukan gerakan ini”, tambah Yana.

Di luar acara, Muhammad Khayat (24) kerap mengajak diskusi para Kepala Desa tentang pengembangan aplikasi dukungan bagi Pemdes untuk kemudahan pendataan, keteraksesan informasi penduduk, dan sumber daya desa. “Saya menanyakan semua tnetang pendataan dasar sampai tingkat lanjut, misalnya pendataan proses migrasi dan perlindungan buruh migran. Saya akan mengembangkan aplikasi desa menuju desa online untuk mewujudkan Gerakan Desa Membangun”, ujar Khayat.

Sekumpulan ide yang bertumpu untuk kemajuan merah putih membuat semua peserta antusias mengikuti lokakarya. Hingga tengah malam hari kedua para perangkat dan pemuda desa masih giat berdiskusi tentang pemanfaatan TIK untuk desa. Ke-enam laptop masing-masing perwakilan desa dipasang sistem operasi BlankOn dan SID dibantu oleh tim pengembang BlankOn Banyumas.

Enam desa lereng Gunung Slamet ikuti lokakarya Desa Membangun yang diselenggarakan di Aula kantor desa Melung, Kedungbanteng, Banyumas (24-25 Desember 2011). Lokakarya yang diselenggarakan oleh Gedhe Foundation dan Pemerintah Desa(Pemdes) Melung juga melibatkan beberapa lembaga/komunitas diantaranya perangkat desa, organisasi pemuda, tenaga pendidik, Infest, Komunitas Pengembang BlankOn, Blogger Nusantara dan Dewan Kehutanan Nasional (DKN). Beberapa subtema yang diusung adalah Mengenal Desa Sendiri, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer(TIK) untuk Pemberdayaan Desa dan peluncuran Komunitas BlankOn Banyumas. Kelima desa tersebut diantaranya Melung, Kutaliman, Kalikesur, Karang Nangka, Dermaji, dan Windujaya

Kegiatan tersebut memprovokasi para perangkat desa untuk semakin meningkatkan pelayanan, pengembangan potensi desa dan pemanfaatan teknologi informasi berbasis sumber kode terbuka (opensource). “Saya menemukan teman yang sangat membantu untuk kemajuan desa kami, terutama membangun kesadaran perangkat desa tetang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi untuk pendataan penduduk dan publikasi potensi desa” ungkap Budi Satrio (42), kepala desa Melung.

Lokakarya dengan tajuk “Desa Membangun” menjadi virus positif untuk percepatan pengembangan desa. Berbagai aspek pemanfaatan teknologi dikenalkan dengan pemaparan rinci. Direktur Eksekutif Pengembang Sistem Operasi BlankOn, Akhmad Safrudin (25), yang akrab dipanggil Somat, mengungkapkan bahwa dirinya bangga bisa bertemu dengan para perangkat desa yang berpikir terbuka, mau belajar dan terus mengembangkan kapasitas untuk kemajuan desanya. Somat mengenalkan dan memaparkan tentang pemanfaatan Sistem Operasi Legal dan Opensource untuk Pemdes dan Pendidikan kepada peserta.

Yana Noviadi(40) Kepala Desa Mandalamekar, Jatiwaras, Tasikmalaya juga hadir memberikan testimoni dan pengalamannya tentang penerapan dan pemanfaatan TIK untuk Pemdes. “Mandalamekar sudah 3 bulan menerapkan TIK, sistem operasinya BlankOn, dilengkapi Sistem Informasi Desa (SID) untuk pendataan penduduk, tata layanan desa, pemetaaan sumberdaya desa”, papar Yana. Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama memanfaatkan TIK untuk kegiatan pendataan desa. “Mari kita bareng-bareng pakai BlankOn Linux buatan anak bangsa, dengan SID kita himpun data secara bottom-up, kita harus bersama-sama melakukan gerakan ini”, tambah Yana.

Di luar acara, Muhammad Khayat (24) kerap mengajak diskusi para Kepala Desa tentang pengembangan aplikasi dukungan bagi Pemdes untuk kemudahan pendataan, keteraksesan informasi penduduk, dan sumber daya desa. “Saya menanyakan semua tnetang pendataan dasar sampai tingkat lanjut, misalnya pendataan proses migrasi dan perlindungan buruh migran. Saya akan mengembangkan aplikasi desa menuju desa online untuk mewujudkan Gerakan Desa Membangun”, ujar Khayat.

Sekumpulan ide yang bertumpu untuk kemajuan merah putih membuat semua peserta antusias mengikuti lokakarya. Hingga tengah malam hari kedua para perangkat dan pemuda desa masih giat berdiskusi tentang pemanfaatan TIK untuk desa. Ke-enam laptop masing-masing perwakilan desa dipasang sistem operasi BlankOn dan SID dibantu oleh tim pengembang BlankOn Banyumas.


Artikel Terkait